Zat adalah sesuatu yang menempati
ruang dan memiliki massa. Zat tersusun atas partikel-partikel yang sangat
kecil. Partikel-partikel terkecil ini dinamakan molekul. Bahkan dalam molekul
terdapat partikel yang sangat kecil yang dinamakan atom. Atom-atom tersebut
tersusun membentuk molekul yang merupakan bagian terkecil zat yang masih
memiliki sifat zat tersebut. Dengan kata lain, atom merupakan partikel penyusun
suatu zat.
Atom-atom ini memiliki sifat yang
selalu bergerak. Jika atom-atom tersebut terikat secara rapat maka ruang
geraknya relatif kecil, dan sebaliknya, jika terikat berjauhan, maka ruang
geraknya akan semakin besar. Atas dasar gerakan molekul inilah membentuk wujud
suatu zat. Atom yang terikat rapat akan membentuk zat dengan wujud padat, atom
yang sedikit renggang akan membentuk zat cair, demikian juga jika terikat
sangat renggang akan membentuk zat gas.
Dalam pergerakan atom dalam suatu
molekul, terjadi jika atom tersebut menerima atau melepaskan energi. Ketika
adanya energi, atom-atom akan bergerak hingga mencapai posisi yang tepat.
Pergerakan atom yang diakibatkan oleh energi tersebut dapat mengakibatkan atom
terikat padat atau sebaliknya atom terikat dengan sangat renggang. Inilah yang
dikatakan perubahan struktur suatu zat. Perubahan ikatan dan menimbulkan jarak
atau perubahan struktur inilah yang mengakibatkan adanya perubahan wujud zat.
Jika suatu susunan atom yang rapat
menerima energi atau melepaskan energi sehingga mengakibatkan atom-atomnya
menjadi renggang, inilah yang dikatakan perubahan wujud dari zat padat menjadi
zat cair. Dan jika energi masih berlangsung, atom-atom semakin renggang, inilah
yang akan membentuk zat cair. Demikian juga sebaliknya, inilah yang merupakan
perubahan wujud zat yang dikenal dengan mencair, membeku, menguap, mengembun,
menyublin, dan mengkristal.
Seperti halnya molekul, atom-atom
juga berikatan dan membentuk suatu sel. Sel-sel ini akan berikatan dan
membentuk jaringan tubuh. Struktur sel ditentukan oleh atom penyusunnya.
Sebagai sifat atom yang selalu bergerak, dalam sel juga atom terus bergerak.
Pergerakan atom ini akan menghasilkan energi. Akibat energi yang ditimbulkan
maka sel akan bekerja dan menghasilkan metabolisme dalam tubuh sehingga
memberikan kehidupan bagi jaringan yang dibentuk oleh sel-sel tersebut. Inilah
yang membedakan antara molekul benda mati dan benda hidup.
Komposisi
kimia; Benda hidup tersusun dari substansi hidup yang terdiri dari molekul-molekul
organik yang majemuk, sering dengan berat molekul besar (lebih dari 2000).
Molekul-molekul itu terdiri dari unsur C,H,O, dan N dalam jumlah yang
bervariasi tetapi dengan proporsi tertentu, dan unsur kimia lain yang jumlahnya
berbeda-beda. Secara bersama-sama molekul-molekul tersebut membentuk substansi
hidup yang disebut protoplasma. Jadi benda hidup mempunyai protoplasma yang
hidup, berarti kehidupan ada di dalam protoplasma. Benda mati juga terdiri dari
unsur-unsur kimia yang sama seperti unsur-unsur kimia yang sama seperti
unsur-unsur yang menyusun benda hidup, dan juga terdiri dari unsur-unsur lain,
tetapi unsur-unsur itu tersusun sebagai senyawa kimia mati atau substansi mati,
dengan berat molekul kurang dari 2000.
Tiap bagian
organisme hidup tersusun dari sel-sel mikroskopik dan majemuk. Sel-sel itu
terhimpun menjadi sistem-sistem yang berhubungan satu dengan lain untuk
terselenggaranya berbagai proses hidup. Dalam pelaksanaan proses hidup,
tumbuhan dan hewan menyusun kembali unsur-unsur kimia sesuai dengan
kebutuhannya. Benda mati seperti batu dan mineral tidak dapat menyusun
unsur-unsur kimia sesuai dengan kebutuhannya. Benda mati seperti batu dan
mineral tidak dapat menyusun unsur-unsur kimia seperti yang dikerjakan oleh
tumbuhan dan hewan. Sifat dan pola struktural yang menonjol pada benda mati
seperti kristal dan batu tergantung dari cara pembentukan, jenis, dan banyaknya
unsur kimia yang menyusunnya.
Tulisan diatas secara ringkas menggambarkan
hubungan suatu zat, yaitu wujud, struktur, dan perubahan dengan energi yang
menunjukkan dasar yang membedakan benda hidup dengan benda mati.
Jika
dikaitkan dengan kehidupan manusia, sepertinya halnya suatu zat, bahwa
kehidupan manusia adalah susunan oleh partikel-partikel kehidupan. Partikel
kehidupan yang dimaksud bukanlah suatu jenis layaknya sebuah atom, melainkan interaksi.
Karakter yang dimiliki seorang manusia ditentukan oleh “partikel” penyusunnya
ini, yaitu interaksi terjadi pada manusia itu sendiri, yaitu interaksi dalam
diri dan interaksi diluar diri.
Interaksi
ini bersifat bergerak dan terus bergerak sesuai dengan kebutuhannya. Kedua
interaksi yang terjadi dalam manusia itu saling memengaruhi, sehingga dapat
menimbulkan perubahan “struktur”, sehingga mengakibatkan adanya perbedaan
karakter pada tiap manusia. Jika interaksi dalam diri lebih dominan, ini
menyerupai atom-atom dalam zat padat, bahwa “partikel” interaksi akan terikat
rapat, sehingga manusia yang dibentuknya “berwujud” kaku. Jika, interaksi dalam
diri berbagi dengan interaksi di luar diri, maka karakternya akan lebih supel sesuai dengan wadahnya. Dan jika,
interaksi di luar diri lebih dominan, ini akan membentuk “wujud” karakter yang
berubah-ubah.
Partikel interaksi ini dipengaruhi oleh
energi. Energi dalam arti kemampuan menerima interaksi dalam atau luar diri.
Dengan energi ini, maka struktur interaksi dalam diri manusia akan mengalami
perubahan. Perubahan itu dapat ditunjukkan dengan perubahan karakter, misalnya
dari yang kaku menjadi lebih membuka diri dengan manusia lain diluar dirinya.
Ketika
terjadi kontak antara interaksi dalam diri maupun interaksi luar diri, ini akan
membentuk struktur substansi hidup. “Sel-sel”
karakter terhimpun menjadi sistem karakter yang saling berhubungan, dan
menunjukkan ciri kemanusiaan sebagai makhluk sosial, untuk terselenggaranya
berbagai proses kehidupan. Dalam pelaksanaan proses
hidup, partikel interaksi penyusun molekul karakter menyusun
kembali unsur-unsur karakter sesuai dengan kebutuhannya. Ketidak mampuan dalam menyusun kembali unsur-unsur karakter, akan
mengakibatkan individu menjadi sosok yang mati, makhluk sosialnya tidak akan
terpenuhi.
Jadi, karakter manusia merupakan suatu “zat”
yang disusun oleh “molekul-molekul” karakter, dimana molekul karakter ini
dibentuk oleh “atom-atom” interkasi, yaitu interaksi dalam diri dan interaksi
luar diri.
0 komentar:
Post a Comment