Sekuensi Bahan Ajar

Salah satu isi yang terdapat dalam kurikulum ialah bahan ajar. Oleh karena itu, muatan-muatan materi ajar harus disesuaikan dengan kurikulum yang disusun. Dalam penyusunan ini, perluh diperhatikan sekuensi bahan ajar.
Sekuen (sequence) adalah sederetan pernyataan-pernyataan yang urutan dan pelaksanaan eksekusinya runtut, yang lebih dahulu ditemukan (dibaca) akan dikerjakan (dieksekusi) lebih dulu,  bila urutan pernyataan dibalik, akan mempunyai makna yang berbeda.
Jadi, sekuensi bahan ajar adalah susunan materi bahan ajar yang akan disampaikan secara runtut,  atau materi yang diberikan secara bertahap.

Ada beberapa cara menyusun sekuens bahan ajaran, yaitu :


  1. Sekuens kronologis. Untuk menyusun bahan ajaran yang mengandung urutan waktu, dapat digunakan kronologis. Peristiwa-peristiwa sejarah, perkembangan histories satuan institusi, penemuan-penemuan ilmiah dan sebagainya dapat sisusun berdasarkan kronologis.
  2. Sekuens kausal. Masih berhubungan erat dengan  sekuens kronologis adalah yang menjadi sebab atau pendahuluan daripada sesuatu yang menjadi sebab atau pendahuluan para siswa akan menemukan akibatnya. Menurut Rowntree sekuens kausal cocok untuk menyusun bahan ajaran dalam bidang meteorologi dan geomorfologi.
  3. Sekuens struktural. Bagian-bagian bahan ajaran sesuatu bidang studi telah mempunyai struktur tertentu. Penyusunan sekuens bahan ajaran bidang studi tersebut perlu disesuaikan dengan strukturnya. Dalam fisik tidak mungkin mengajarkan alat-alat opik, tanpa terlebih dahulu mengajarkan pemantulan dan pembiasan cahaya, dan pemantulan dan pembiasan cahaya tidak mungkin diajarkan tanpa terlebih dahulu mengajarkan masalah cahaya, masalah cahaya, pemantulan-pemantulan dan alat-alat optik tersusun secara struktural
  4. Sekuens logis dan psikologis. Bahan ajaran juga dapat disusun berdasarkan urutan logis bahan ajaran dimulai dari bagian kepada keseluruhan, dari yang sederhana kepada yang kompleks, tetapi menurut sekuens psikologis sebaliknya dari kesluruhan kepada bagian, dari yang kompleks kepada yang sederhana. Menurut sekuens logis bahan ajaran disusun dari yang nyata kepada yang abstrak, dari benda-benda kepada teori, dari fungsi kepada struktur, dari masalah bagaimana kepada masalah mengapa.
  5. Sekuens spiral. Dikembangkan oleh Bruner (1960). Bahan ajaran dipusatkan pada topik atau bahan tertentu. Dari topik atau pokok bahan diperluas dan diperdalam. Topik atau pokok bahan ajaran tersebut adalah sesuatu yang populer dan sederhana, tetapi kemudian diperluas dan diperdalam dengan bahan yang lebih kompleks dan sophisticated.
  6. Rangkaian ke belakang (backward chining), dikembangkan oleh Thomas Gilbert (1962). Dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah terakhir dan mundur ke belakang. Contoh, pemecahan masalah yang bersifat ilmiah, meliputi langkah, (a) pembatasan masalah, (b) penyusunan hipotesis, (c) pengumpulan data, (d) pengujian hipotesis, dan (e) interpretasi hasil tes. Dalam mengajar mulai dengan langkah E, kemudian guru menyajikan data tentang sesuatu masalah dari langkah A sampai D, dan siswa diminta untuk membuat interpretasi hasilnya (E). pada kesempatan lain guru menyajikan data tentang masalah lain dari langkah A sampai C dan siswa diminta untuk mengadakan pengetesan hipotesis (D) dan seterusnya.
  7. Sekuens berdasarkan hierarki belajar. Model ini dikembangkan oleh Gagne (1965), dengan prosedur tujuan-tujuan khusus utama dianalisis, dan dicapai suatu hierarki urutan bahan ajaran untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa yang mula-mula harus dikuasai siswa, berturut-turut sampai dengan perilaku terakhir. Untuk bidang studi tertentu dan pokok-pokok bahasan tertentu hierarki juga dapat mengikuti hierarki tipe-tipe belajar dari Gagne. Gagne mengemukakan 8 tipe belajar yang tersusun secara hierarkis mulai dari yang paling sederhana: “signal learning, stimulus-respons, motor-chain learning, verbal association, multiple discrimination, concept learning, principle learning, dan problem solving learning”.
referensi: Tarigan, Simson, (2012). Desain Kurikulum. Medan, PPs Unimed

0 komentar:

Post a Comment